Perbedaan Dismenore Primer dan Sekunder

Perbedaan Dismenore Primer dan Sekunder – Pernahkah kamu mengalami nyeri saat menstruasi? Itulah yang dinamakan dengan dismenore. Secara pengertian, dismenore adalah istilah untuk menggambarkan keluhan nyeri dan kram yang biasanya terjadi saat sedang menstruasi atau haid. Banyak sekali wanita yang mengeluhkan masalah satu ini.

Dismenore sendiri dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer terjadi tanpa patologi panggul, sementara dismenore sekunder disertai patologi panggul karena ada penyakit yang bisa diidentifikasi. Keduanya sama-sama nyeri haid, namun memiliki banyak perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan dismenore primer dan sekunder:

Apa Saja Perbedaan Dismenore Primer dan Sekunder

Agar kawan cantik dapat membedakan termasuk manakah dismenore yang kawan cantik alami, berikut adalah beberapa perbedaan dismenore primer dan sekunder

Perbedaan Gejala Dismenore

perbedaan dismenore primer dan sekunder

Dari pengertiannya, dismenore primer dan sekunder berbeda. Oleh sebab itu, gejala yang dialami oleh penderitanya juga berbeda. Beberapa gejala yang dialami penderita dismenore primer yaitu nyeri selama 2-3 hari sebelum atau saat haid, onset setelah menstruasi pertama, nyeri seperti orang melahirkan, nyeri pada bagian perut bawah hingga punggung atau paha, dan panggul baik-baik saja setelah pemeriksaan fisik.

Sedangkan penderita dismenore sekunder mengalami beberapa tanda dan gejala seperti terjadi di usia 20-30 tahun padahal sebelumnya tidak pernah, darah yang keluar banyak atau bisa juga tidak teratur, nyeri di siklus awal setelah haid pertama, reaksi buruk pada obat antiinflamasi, keputihan, dispareunia, dan kelainan panggul setelah pemeriksaan fisik.

Baca Juga Cara Mengurangi Nyeri Haid

Artikel Terkait  Benjolan Normal pada Payudara. Kenali, Penyebab-penyebab Ini!

Perbedaan Penyebab

Penyebab dismenore primer dan sekunder tentu saja sangat berbeda. Dismenore primer umumnya disebabkan oleh stimulan miometrium, prostaglandin F2a, serta vasokonstriktor pada endometrium sekretori. Apabila kadar prostaglandin di cairan endometrium meningkat, maka akan muncul rasa nyeri yang lebih dikenal dengan istilah dismenore primer. Di samping itu, rasa nyeri ini juga bisa disebabkan oleh, suhu tubuh, hormon dan mediator, sistem saraf pusat, dan pola tidur.

Sementara dismenore sekunder  juga disebabkan oleh prostaglandin, namun diikuti dengan patologi panggul. Selain itu, ada banyak penyebab lain yaitu endometriosis, kista dan tumor ovarium, penyakit radang panggul, fibroid, adenomiosis, pemakaian alat kontrasepsi, polip rahim, pelvic congestion syndrome, septum vagina melintang, dan masih banyak yang lainnya. Semua hal tersebut memengaruhi visera panggul sehingga menyebabkan nyeri.

Perbedaan Faktor yang Memengaruhi

Faktor yang memengaruhi mungkin bisa semakin menjelaskan apa perbedaan di antara keduanya. Langsung saja, berikut ini adalah faktor yang memengaruhi:

  • Dismenore primer

Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi dismenore primer pada wanita. Faktor tersebut yaitu menstruasi pertama kali yang terlalu muda yaitu kurang dari 12 tahun, belum pernah melahirkan atau nuliparitas, menstruasi yang panjang, obesitas, merokok, dan riwayat keluarga juga memiliki dismenore.

  • Dismenore sekunder

Sedangkan beberapa faktor yang memengaruhi dismenore sekunder yaitu tumor jinak pada otot rahim atau fibroid, penyakit radang panggul, abses tubo-ovarium, endometriosis, dan torsi ovarium.

Perbedaan Diagnosa

Perbedaan terakhir yaitu pada diagnosa. Karena penyebab dan gejalanya berbeda, cara untuk diagnosa juga berbeda. Dismenore primer tidak menggunakan cara khusus untuk diagnosa. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan penelitian jika tidak ada cara khusus. Namun akan lebih baik jika diagnosa tetap dilakukan dengan dokter. Bukan diagnosa sendiri.

Artikel Terkait  Manfaat Pentiliner dan Waspadai Bahaya Penggunaannya

penyebab nyeri haid yang tidak tertahankan

Sementara dismenore sekunder menggunakan beberapa cara. Semua caranya hanya bisa dan boleh dilakukan oleh dokter. Adapun cara diagnosa dismenore sekunder yaitu ultrasonografi, pielografi intravena, histerosalpingografi, pencitraan resonansi magnetik, histeroskopi, tomografi komputer, dan laparoskopi. Apabila memiliki gejala dan tanda dismenore sekunder, maka harus segera memeriksakan diri dan berkonsultasi ke dokter.

Itulah berbagai perbedaan dismenore primer dan sekunder yang perlu kamu ketahui. Apabila belum dengan gejala yang didapatkan, segera periksakan diri ke dokter.


Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini


Tinggalkan komentar